KABAR TERBARU (10 Januari 2024): MG4 EV akhirnya dirakit CKD di Indonesia dan harganya menjadi paling mahal Rp433 juta untuk varian tertingginya, MG4 EV Magnify! Tulisan orisinil di bawah akan tetap dibiarkan, menanggapi perilisan harga MG4 EV CBU di bulan Juni 2023. (Tidak disangka, hanya selisih 6 bulan lebih sedikit, harganya turun sepertiga 🥴)
Tanggal 14 Juni 2023, MG Motor Indonesia akhirnya merilis harga MG 4 EV*, yaitu mulai dari Rp649,9 juta untuk trim terendah, Ignite; dan Rp699,9 juta untuk MG4 EV Magnify i-Smart. Ini penantian yang cukup lama sejak MG memperkenalkan produk EV di Indonesia.
*”MG 4 EV” adalah penulisan resmi dari MG, tapi kami gunakan cara tulis “MG4” yang lebih populer di internet.
Perbandingan harga MG4 EV vs Hyundai Ioniq 5
MG4 dan Ioniq 5 adalah mobil-mobil EV yang cukup populer secara global. Tapi yang cukup menarik, belum terlalu banyak negara yang ada penjualan kedua mobil ini secara bersamaan. Setidaknya yang terpikir oleh penulis sekarang. Di sini kita coba bandingkan perbedaan harga kedua mobil EV ini di beberapa negara. Perhatikan kolom paling kanan, “% harga” di tabel.
Negara | MG4 EV | Hyundai Ioniq 5 | % harga |
Inggris | GBP 26.995–32.495 | GBP 43.445–54.445 | 59–62% |
Thailand | THB 869.000–969.000 | mulai dari THB 1.554.000 | 56% |
Australia | AUD 38.990–47.990 | AUD 71.900–75.900 | 54–63% |
Indonesia | IDR 649,9–699,9 juta | IDR 748–859 juta | 81–87% |
Indonesia PPN 1% | IDR 649,9–699,9 juta | IDR 681,9–783,1 juta | 89–95% |
Di Indonesia, harga MG4 EV kurang lebih 81 s.d. 87% dari harga Ioniq 5 sebelum insentif. Sementara rata-rata di Inggris, Thailand, dan Australia, persentasenya di rentang 54 s.d. 63%.
Apakah ini berarti harga MG4 EV di Indonesia terlalu mahal?
Terlalu cepat jika kita mengambil kesimpulan dari sini saja. Coba kita lihat perbandingan lain.
Sumber data: harga MG4 EV di Inggris, Thailand, Australia, Indonesia. Harga Ioniq 5 di Inggris, Thailand, Australia, Indonesia. Akses 18 Juni 2023. Harga-harga di atas mungkin saja berubah.
Perbandingan harga MG4 EV vs Nissan LEAF
Nissan LEAF bisa dibilang adalah mobil paling tepat untuk dibandingkan dengan MG4 EV daripada Ioniq 5. Nissan LEAF dan MG4 EV sama-sama berbentuk hatchback sementara Ioniq 5 lebih mengikuti bentuk SUV/crossover.
Negara | MG4 EV | Nissan LEAF | % harga |
Inggris | GBP 26.995–32.495 | GBP 28.995–36.445 | 89–93% |
Thailand | THB 869.000–969.000 | mulai dari THB 1.990.000 | 43% |
Australia | AUD 38.990–47.990 | AUD 53.551–64.051 | 72–87% |
Indonesia | IDR 649,9–699,9 juta | mulai dari IDR 738 juta | 88% |
Harga MG4 EV trim Ignite di Indonesia adalah 88% dari Nissan LEAF. Kita gunakan trim terendah MG4 karena Nissan LEAF di Indonesia bukan varian e-plus yang merupakan varian lebih tinggi di luar negeri.
Persentase itu tidak jauh berbeda dengan yang ada di Inggris dan Australia. Sementara di Thailand, harga Nissan LEAF sangat jauh lebih mahal. Ini mungkin karena Nissan LEAF tidak dirakit lokal di Thailand, sementara MG4 sudah dirakit lokal.
Di Indonesia, Nissan LEAF dan MG4 EV sama-sama berstatus impor. Satu diimpor dari Jepang, satu lagi dari Thailand. Sementara Ioniq 5 dirakit lokal.
Dengan pemilihan harga MG4 EV, sepertinya memang MG Indonesia menempatkan diri untuk bersaing dengan Nissan LEAF daripada dengan Ioniq 5. Meski di pasar EV Indonesia yang sayangnya memang masih sangat lengang ini, mau tidak mau segala mobil EV apapun yang diluncurkan tahun-tahun ini akan selalu dibandingkan dengan Hyundai Ioniq 5.
Ketika dibandingkan dengan Nissan LEAF, MG4 EV bisa dibilang lebih murah karena memiliki spesifikasi motor, baterai, dan jangkauan yang lebih baik meski tidak berbeda jauh. Ditambah lagi, ada fitur-fitur di MG4 EV menarik seperti V2L (vehicle-to-load, bank daya listrik) yang membuat MG4 bisa menjadi sumber listrik untuk peralatan-peralatan elektronik biasa.
Sumber data: harga Nissan LEAF di Inggris, Thailand, Australia, Indonesia. Akses 18 Juni 2023. Harga bisa berubah-ubah.
Pendapat soal harga MG4 EV
Berikut ini pendapat penulis mengenai penentuan harga MG4 EV. Perlu dicatat bahwa penulis bukanlah profesional di industri otomotif. Sehingga, pendapatnya sama saja seperti awam otomotif pada umumnya. Anggaplah bagian ini hanya untuk memulai percakapan, daripada mengambil kesimpulan.
MG Indonesia cukup lama sekali mengulur waktu dalam merilis mobil EV-nya di Indonesia. Memang secara timing sepertinya MG Indonesia kurang beruntung. Pertama, brand MG masuk Indonesia ketika pandemi. Lalu saat mereka memperkenalkan MG ZS EV di Indonesia sekitar 2 tahun lalu, tak lama MG global merilis MG4 EV yang rupanya mendapat sambutan hangat di Eropa.
Masih di tengah ketidakpastian pandemi dan belum jelasnya insentif pemerintah mengenai industri EV, rasanya memang sulit untuk menentukan harga atau produk yang tepat.
Tahun lalu rilislah Ioniq 5 dan Wuling Air ev rakitan lokal. Harga dua mobil EV itu bisa dibilang kompetitif. Lalu awal tahun 2023, isu insentif EV makin santer berdengung hingga akhirnya kepastian insentif itu datang di bulan April 2023.
Dengan berbagai macam kondisi itu, MG seharusnya sudah cukup dapat memetakan harga yang pas bagi MG4 EV.
Dari dipamerkan pada saat IIMS 2023, MG menjanjikan perilisan harga pada PEVS 2023, yakni di bulan Mei. Ternyata di bulan Mei masih ditunda juga pengumumannya hingga Juni, padahal mobil akan mulai dikirimkan ke pemesan bulan Juli.
Penundaan yang terakhir itu berkorelasi juga dengan gosip keinginan MG untuk merakit mobilnya secara lokal. Pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan pihak MG memberi angin pada kabar tersebut. Penulis menduga, penundaan harga ini salah satunya untuk memperhitungkan atau mematangkan rencana perakitan lokalnya MG.
Akhirnya, MG memenuhi janji perilisan harga di bulan Juni 2023. Apakah nanti MG sungguh akan memulai perakitan lokal di Indonesia? Kita masih perlu menunggu setidaknya hingga akhir tahun.
Penulis merasa harga MG4 EV memang masih terhitung tinggi, tapi ini bukan sepenuhnya keputusan MG. Dengan alternatif yang masih sangat sedikit, MG4 EV adalah salah satu EV termurah* di Indonesia setelah Wuling Air ev yang jauh lebih kecil daripada mobil-mobil pada umumnya. Tidak heran, jika MG masih bisa mengklaim harga ini sebagai sebuah gebrakan.
*Kita juga tidak bisa melupakan DFSK Gelora E yang masuk sebagai kendaraan niaga di harga Rp300-400 juta setelah dirakit lokal.
Narasi “gebrakan” yang dibawa MG mungkin juga adalah karena ekspektasi beberapa orang yang menebak harga MG4 EV akan berada di angka 700 jutaan rupiah. Lebih mendekati harga Ioniq 5 sebelum insentif, juga dengan Nissan LEAF.
Harga “gebrakan” ini juga akan menjadi patokan mobil-mobil EV impor lain yang akan segera masuk ke Indonesia akhir tahun ini atau tahun depan.
Kapan rakit lokal?
Yang penulis sayangkan adalah kurang cepatnya pengambilan keputusan untuk merakit lokal dari MG. Kita ingat bahwa MG adalah brand yang berasal dari Inggris dan kemudian dibeli oleh sebuah perusahaan asal Tiongkok, SAIC. SAIC memiliki saham sebesar 50%, paling besar, di perusahaan patungan SGMW.
SGMW adalah perusahaan yang brand-nya sudah cukup berada di Indonesia. Bagi yang belum tahu jenama yang penulis maksud, akan langsung sadar setelah melihat kepanjangan SGMW: SAIC, General Motors, Wuling.
Dengan latar belakang seperti itu, apakah tidak mungkin bagi MG untuk menyewa fasilitas perakitan Wuling di Indonesia untuk merakit MG4 EV? Apalagi Wuling Indonesia sudah merakit EV secara lokal.
Seiring berjalannya waktu, mobil-mobil EV alternatif akan semakin bermunculan. Baik dari sesama jenama Tiongkok yang akan hadir di GIIAS 2023 nanti, juga dari merek-merek asal negara lain. MG harus lebih luwes dan lebih cepat mengambil keputusan, kalau tidak momentum yang sudah bagus dibangun tahun lalu keburu kempes.
Hampir setahun dari media kita ramai berbicara soal Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air ev, tengah tahun ini kita belum lagi mendengar model apa lagi yang akan dirakit lokal di Indonesia. Ini mengecewakan. Semoga Hyundai dan Wuling hanya sekedar mematangkan rencana atau mengejar backlog pesanan mereka dan kita akan segera mendengar kabar mobil EV apalagi yang akan dirakit lokal.
Atau jangan-jangan, MG tidak serta merta langsung merakit lokal MG4 di fasilitasnya Wuling Indonesia karena Wuling sedang sibuk menyiapkan mobil EV lain? Semoga demikian.
Semoga juga MG sudah menentukan harga yang pas sehingga MG4 EV dapat diterima masyarakat dan meyakinkan mereka untuk mulai merakit mobil EV di Indonesia. Tapi pas atau tidaknya, kita lihat dari hasil penjualan dan kita tunggu rencana MG di akhir tahun ini.
Penulis tetap mengapresiasi MG yang akhirnya berani merilis sebuah mobil EV di Indonesia. Sebuah keputusan yang sayangnya belum sering kita dengar. Kita bisa lihat banyaknya pilihan mobil-mobil EV di Tiongkok, Eropa, bahkan Thailand.
Semoga masyarakat Indonesia bisa mendapatkan lebih banyak pilihan EV dengan harga yang sesuai. Masuknya MG4 EV ke Indonesia ini adalah satu langkah untuk mewujudkan harapan itu.